Laporan – Panut
Wartawan MONOPOLI
PONOROGO - Desa Sampung kecamatan Sampung kabupaten Ponorogo
terletak barat laut kota Ponorogo berbatassan wilayah kabupaten Magetan,
berpendudk 5.932 jiwa. Berada di 43 Rt, 6 Kamituan kebanyakan pekerjaan warganya
petani tadah hujan, penggali dan pengobong batu gamping, pedagang pasar
tradisional, juga PNS.
Desa Sampung
dipagari gunung Geter/Hargoseto, cerita
babat desa Sampung sekelompok pawongan
pelarian dari Mataram, sebab beda pendapat/keyakinan demi meneruskan keturunan
melalang buana mencari papan, lahan yang subur, rasa aman, rasa nyaman ora ono
tukaran. Sampailah disuatu tempat yang dipandegani Eyang Kromoseco, Eyang
Kromogati, Eyang Sumantri dan pengikutnya. Anak cucunya istirahat membuat gubuk
dipondok ( sekarang ) tempat cikal bakal menyusun rencana pembabatan hutan yang
akan dijadikan tempat pemukiman/kampung. Biarpun berpagar gunung disabda bisa
menjadi kehidupan anak cucunya mencari nafkah menggali batu gamping dengan
modal tekun, tetek, tangguh, sabar penuh kehati – hatian.
Eyang bertiga laku
topo broto ( semedi ) 40 hari, memulai babat hutan lagi menemukan grojogan air
( dukuh Grojogan ) sekarang. Bertapa lagi 40 hari terus babat lagi menemukan Watu
Leter kerajaan para jin yang baurekso
hutan. Para kyai mengadakan musyawarah kulo nuwun isi perjanjian “ jangan
merusak dan mengganggu anak buah jin” yang sekarang jadi lahan persawahan Balungan,
sawah bulu – bulu sawah Gondang, sawah Talangsambi jadi dukuh Sampung Lor Dan
Sampung Kidul, semedi lagi 40 hari para sesepuh meneruskan babat dukuh Medang
Kulon/Masekan, Medang Etan/Ngijen. Dukuh Klampis, Njonjang, Njenggong Nggodek.
Salah satu
pengikut eyang sakit terus ngosek jadi dukuh Masekan, bertapa lagi 40 hari
menemukan gedang rojo temen setundun mateng ( Medang ) disabda bisa melahirkan
pemimpin – pemimpin desa. Semedi lagi 40 hari ketemu pohon Flamboyan dukuh Ngunut
Babadan Boworejo, semedi lagi 40 hari lamanya babat dukuh bogem kecapek an
duduk legok - legok melihat pohon besar menjulang tinggi, pohon unut tempat
semedi eyang Sumoro Bumi. Meditasi lagi 40 hari lamanya terlihat gerumbul
malang sampai gunung Cilik, para sesepuh membuat pasanggrahan untuk bertapa
telihat pohon Kepuh Jejer yang tinggi, disitu menemukan guo kuno, guo lowo
sekarang, peninggalan prasejarah pitekantropus elektus/manusia purba.
Eyang Tri Darmo
Tunggal ( Ki Ageng Kromoseco, Kiageng Kromo Gati, Ki Ageng Sumantri ) dan para
pendereknya sudah melaksanakan isi perjanjian dengan raja jin, maka pekerjaan
babat sampun rampung ( Sampung ). Kembali menyanggrah di dukuh Cikalan. Cikal
bakal desa Sampung, makamnya didekat puskesmas dan Mbeji. Mengingat babat desa Sampung
yang penuh laku topo broto/meditsi dan semedi memohon do’a wisik sang pencipta
alam demi keturunan dan anak cucu merasa aman, rasa nyaman, rasa berkeadilan,
rasa kemanusiaan. Semoga desa Sampung menjadi desa maju sejahtera, guyup rukun,
saling pengertian harapan Ki Demang Suyoso.
Dana desa tahun
2016 dimanfaatkan membangun keinginan warganya talut boworejo, rabat jalan masuk,
saluran irigasi, papingisasi jalan, pengaman jalan, rehab balai desa. Dilanjut
tahun 2017 membangun talut pengaman jalan
6 titik, saluran irigasi 5 titik, rabat jalan masuk 7 titik. Semua atas usulan
warga masyarakat saling komunikasi, koordinasi semua lembaga desa dengan pihak
SARIGUNUNG, perusahaan daerah membagi sisa hasil usaha pada khas desa Sampung
juga kepedulian pemerintah daerah memberi bantuan pada masyarakat lingkungan
perusahaan, kata Ki Demang Suyoso S.Sos
yang pandai menerangkan dengan ihklas dan jujur. ( PAN )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar